Saturday, October 20, 2012

Bermula dari benhil, 7agustus2012.

Semua bermula dari tanggal 7 agustus 2012,
Saat itu terjadi kebakaran besar di karet tengsin, aku mendapatkan kabar dari seorang teman yang kebetulan survey tempat langsung disana, pada 9 agustus malam aku mengunjungi lokasi kebakaran sambil menyerahkan sumbangan hasil pengumpulan dari para sahabat sahabat juara di salah satu posko kemanusiaan sebut saja ACT (aksi cepat tanggap)..
Awalnya tujuan ku datang hanya menyerahkan sumbangan saja, tetapi setelah sampai kelokasi, kekepoan ku kumat parah aku menggali beberapa informasi dan gatel ingin menjadi bagian lingkar kecil tersebut...dan berhubung aku masih dalam cuti sangat panjang ku (sisa cuti dari kantor lama) aku pun dengan ikhlas lahir batin menjadi salah satu relawan disana selama kurang lebih 7 hari.

Sehari sebelum hari terakhir posko berdiri, malam itu bertumpuk tumpuk bantuan berupa alat tulis, buku buku, seragam, tas masih banyak bersisa dan kami sempat bingung karena sumbangan dari berbagai pihak dan instansi utk korban sudah sangat berlimpah, masa iya kami harus menjejeli mereka yang berlebih, akhirnya salah seorang sahabat kami memiliki inisiatif yang saat ini aku menyadari nya sebagai penuntun pada pintu kemanusiaan yang terbuka untuk ku,
Sahabatku berujar agar menyalurkan bantuan berlebih tsb kepada salah satu rumah baca tak jauh dari lokasi kebakaran...

Singkat cerita pada tengah malam kami berlima berangkat mengangkut donasi tersebut bolak balik sampai habis ke salah satu rumah baca, sesampai nya disana kami disambut oleh seorang Abah, ya Abah Acil begitulah panggilan akrabnya..dan setelah selesai mengantar habis donasinya, kami ngobrol sebentar dengan Abah Acil...

Dan panggilan kuat itu memulai dentangan pertamanya dengan sepenggal kisah nyata istrinya Abah,
Namanya Tante Nila, dia seorang wanita terhebat yang pernah kukenal selain Bunda Maria, Mother Theresia, Ibu Kartini dan Emak..Abah hanya bercerita singkat ttg istrinya bahwa saat kecil istrinya mendapat berbagai kemudahan dalam mempelajari bahasa inggris tanpa perlu mengeluarkan kocek besar seperti teman2 sebayanyayg notebene orang kaya, karena kemudahan itulah akhirnya tante Nila mendedikasikan ilmu yang didapat untuk dibagikan secara cuma cuma kepada anak anak yang tidakmampu dan tante nila juga seorang ibu yang bekerja dan pandai membuat kue kue yang akhirnya menjadi usaha sambilannya dan hasilnya sebagian besar dipakai untuk kebutuhan rumah baca yang awalnya adalahlahan tempat sampah penduduk sekitar yang disulap oleh para juara berbagi menjadi sebuah rumah baca bagi anak anak tidak mampu.

Obrolan malam yang begitu singkat tetapi secuil kisah itu sangat mematri dalam kedalam otak ku, hey i wanna see her as soon as possible, karena ketidaksabaran ku akhirny dengan agak memaksa aku pun mengajak sahabat ku untuk datang ke rumah Abah...teman teman ku sudah sampai duluan, aku yang meskipun masih dalam liburan cuti tetap saja memiliki waktu yang amat terbatas sehingga datangnya pun telat,yahhh jadi ketinggalan beberapa episode deh ngobrol bersama abah dan tantenya... :(

Hmmm aku baru merasakan keuntungan born to be a kepo hahahaha
Dengan keponya aku banyak bertanya, diskusi dan mencari tahu tentang tante dan rumah bacanya...benar saja semakin wanita hebat itu bercerita semakin aku tertantang untuk berbagi..
Aku pun diajak mengikuti training anak montessorri di bsd serpong (jauh beud) tapi meskipun kaki ini terlalu kecil untuk sebuah jarakyang membentang jauh, tapi tekad ku menjembatani setiap langkah kecilku...sungguh kunjungan malam kedua itu sangat lah berharga dan membawa sejuta manfaat setelah kunjungan usai, hari demi hari kulalui bersama tante nila, abah acil dan keponakannya dengan  sejuta pengalaman berharga...

Hingga tiba disatu hari terik aku memulai aktifitas mengajar ku tgl 14 oktober 12, dan itu baru pertama kali ya aku menjadi guru.. Sungguh akutak menyangka Tuhan memberiku kepercayaan yang sangat besar akan sekelumit masa depan bangsa..
Aku ini belum lancar sekali bahasa inggrisnya, aku mengalami krisis kepercayaan diri apalagi dengan melihat relawan2 guru yang lain mengajar, ouchhh kepalaku tegang pusing mengatasi demampanggung ini...

Dan saat kelas dimulai jam 12.30 adrenalin ku memuncak, tapi seketika itu yang kuingat hanyalah NamaNya...kumemanggil Jagoan ku, aku memohon segala berkat dan hikmat untuk hari ini,
Dan ketika kelas dimulai tiba tiba saja aku merasa tenang dan kelas berjalan dengan sangat teramat baik...anak anak itu sangat baik dan kami belajar sersan, pikirku daripads boring kelas nya intermezzo is a must :)

Satu lagi aku ga ingin menjadi guru yang monoton hanya mengajarkan materi itu itu saja, sesekali anak perlu dibuka pikirannya mengenai menghargai upaya orang tuanya agar anak dapat sekolah dan belajar bertanggung jawab atas keadaaan ekonomi keluarga, (wew gw nyaris tertidur)
Tanpa perlu menjelaskan proses belajar-mengajar itu (gw uda ngantuk banget cyinnn), ini sangat diluar dugaan dan logika ku, kelas berjalan dengan amat baik (wow) bahkan kelas yang seharusnya kelar jam 13.30 itu atas dasar permintaan memelas dari para sahabat kecilku, aku pun mengiyakan dan melanjutkan kembali kelas yang menyenangkan, luar biasa kelas usai pada jam 14.30 hmmmm ini pun aku yang mengusaikan karena mengingat aku masih punya tanggung jawab terhadap kantor untuk berkerja di weekend ku..meski dengan berat hati kami menyudahi kelas kami...

Sepulang dari situ banyak sekali pikiran yang melintasi ruang kosong ku (eh klo ada isi nya berarti uda ga kosong lagi dong) ok gw revisi ruang bengongku deh :p
Disana aku seolah diajak menelusuri perjalanan ku menemukan sebuah pintu ini, ya pintu berbagi begitulah aku menyebutnya, sebuah pintu yang sesungguhnya adalah sebuah seni yang paling indah dimana dibutuhkan passion, usaha, pengorbanan dan komitmen dalam membuat suatu seni ini.. Dan ini lain dari pada yang lain, seni yang paling ku syukuri hingga saat ini...

Anak kecil itu polos dan generasi muda adalah cermin dari masa depan bangsa, dewasa ini jika kita terlalu menutup diri pada dunia luar maka kita akan semakin tertinggal dan sangat memungkinkan masa masa kejayaan para penjajah sebelum tahun 1945 itu akan terulang kembali di tanah air kita..
Dengan atas dasar kepedulian akan masa depan bangsa dan atas dasar berbagi dengan gerak, kami para relawan bersatu hati melakukan kegerakan yang dinamis tanpa perlu dunia tau apa saja yang sudah kami lakukan, perjuangankan dan korbankan untuk masa depan bangsa kami yang adalah masa depan kami juga...

kini melalui pelatihan gratis bahasa inggris dan penyediaan gratis berbagai buku bacaan...
Rumah baca Fun with english akan terus bergerak tanpa suara dan bersuara dengan gerak, kami tau ini tidak mudah tapi kami percaya Tuhan maha melihat dan mendengar...segala niat yang didasari dengan cinta kasih akan selalu diberkati rahmatnya dan rejekinya yang berlimpah dalam mencukupi kebutuhan kegerakan cinta walau sekecil apapun itu..

Tetaplah berjuang, melangkah lah cepat jangan pernah menoleh kebelakang...
Amati, fokus, lakukan, atasi, dan cintai...

Teruntuk sahabat, mentor dan guru ku para seniman kemanusiaan: tetaplah berdoa dan berjuang menghasilkan berjuta karya seni yang indah dihadapan yang Maha Kuasa...

Bahasa inggris itu seru, kita bisa tau apa yang terjadi diluar sana tanpa dibatasi batas yang terlalu tinggi, kita juga bisa membuka jendela dunia kita lebih lebar lagi agar kita melek dunia,
"Dunia ini sesempit pandangan mu, seluas imajinasimu, seindah kegerakanmu"

Persembahkan tarian terbaik mu untuk Tuhan lewat kegerakan dalam hidupmu sebagai anak, orang tua, suami/istri, saudara, sahabat, teman, sesama manusia dan sebagai ciptaanNYA...
Waktu akan terus berjalan maju, jangan kosongkan panggungNYA, jangan pernah membuatNYA rindu apalagi bersedih atas kekosongan pergerakanmu, persembahkanlah karya seni tari terbaik dihadapanNYA lewat kegerakan dalam hidupmu...

"tak pernah berhenti berjuang...pecahkan teka teki malam"
Malam memang waktu yang pas untuk menuliskan sejumlah pikiran dan waktu yang pas untuk menyeimbangkan setiap kejomplangan hidup...

Selamat malam...Tuhan memberkati kita semua..INDONESIA (aamiin).



No comments:

Post a Comment