Wednesday, October 17, 2012

AKU versus PAKAIAN..

Dibuat dan dipost di facebook selasa, 2oktober2012 At 2:29pm by christ virani.

AKU...

Lagi mikir judulnya aneh bener,
Tapi wajarlah buatnya juga diatas kapal ditemani deru ombak dan sampah2 plastik berkeliaran (salut sama yg buang sampah)...*ehh emang apa korelasinya?

Ok kita kilas balik dulu ya (_^_)

AKU...
Aku terlahir diantara banyak penolakan dan perbedaan..perbedaan pendapat, perbedaan suku, perbedaan agama, perbedaan ideologi dan perbedaan umur...

tanpa pernah dibekali masa kecil yang bahagia aku pun tumbuh menjadi seorang remaja idealis yang kekuatan logikanya mampu menembus batas kemanusiaan yang memisahkan antara Tuhan dan aku, aku adalah aku yg hidup sendiri, berjuang sendiri, harus bangkit sendiri dan menolak kepercayaan apapun dengan secumit pertanyaan "dengan apakah yang tak terlihat mampu menolongku? yang bisa memeluk ku saja tidak bisa apalagi KAMU"
...(Aku atheis kala itu)...

Saat aku melangkah menuju perbatasan antara masa remaja dan dewasa,
kala itu adalah masa penempaan tanah menjadi besi, besi menjadi gunung es dan es itu pun perlahan menjadi cair...(ternyata ada juga global warming dalam hidup, heranku)...

Secara bertubi permasalahan dan kekerasan hidup kian datang menempa hidupku...semakin aku bertahan dengan "hebatku" kekuatan badai itu semakin bertambah...dan aku tersadar bahwa aku sendiri dan benar-benar sendirian.

Waktu berlalu begitu lambat hingga aku sampai pada sebuah titik akhir dari sebuah harapan...

Aku terjatuh, jiwaku mati!
Untuk apa aku diciptakan? Untuk apa aku hidup? Apakah arti hidup jika harus begini? Siapakah aku? Nyatakah aku dan kehidupanku ini? Kenapa aku terbuang?

.........(Si tidung semakin nampak, sementara cukup disini dulu sampai gw jejakkan kaki dipasir dan waktu bengong itu menyapa gw kembali utk meneruskan cerita tentang si AKU ini)........

One hour later...

Pertanyaan kah itu atau sekedar perwujudan dari polemik hidup?

Saat kuputuskan untuk berhenti "hidup dengan hebatku" api itu pun padam, aku tidak perduli toh tidak ada yang pernah perduli..

Aku tiba diperbatasan, batas antara kenyataan dan kepalsuan, batas antara logika dan anti-logika...

Tak lama, sesuatu yang besar yang tidak masuk akal dan yang selalu kutolak dan kucerca dengan logika menghampiriku...

Dia tidak membawa obor atau pun penyulut api untuk membantu menyalakan apiku...hey ngapain Dia datang!

Dengan ketakutan aku menyambut tanganNya yg terulur...aku seperti penonton yang melihat suatu drama nyata dimana hanya ada "jiwa ku" dan "DIA" yang menjadi pemeran utama..

dipentas "batas nyata" itu aku melihat jiwaku yang lusuh itu bercerita banyak hal kepada DIA, sesekali DIA melihatku sambil tersenyum dengan lembut mesra, tapi sesekali DIA juga melihat ku dengan nanar kepedihan
(hey! Apa yang kalian bicarakan????, tanyaku)..

DIA yang tanpa secuilpun menggubris pertanyaanku, dengan tenang DIA memapah jiwaku dan mengendongnya dengan senyum riang, seolah anak kecil yang mendapatkan kembali benda berharganya yg hilang, entah kenapa jiwa yg lusuh itu kini menjadi terlihat "normal"...

hmmm hey ternyata itu bukan drama tapi itu suatu proses "penyerah-terimaan"

Lewat proses itu secara tidak sadar aku mampu menyalakan sendiri api ku..ternyata tadi DIA bukan tidak mau menyalakan apiku, tetapi DIA sedang mengajarkan caranya utk menyalakannya sendiri agar "tidak terulang" padam itu...

Proses yang begitu panjang itu membentuk dan menempa semua aspek dari diriku, cara pandangku, kehidupanku dan perlahan mengikis logika dan ideologi yang usang, hingga aku tiba pada masa yang hidup yaitu "hari ini"

Sejarah lika liku hidup itu tidak akan pernah kurelakan untuk kulupa, aku menyimpannya baik2 di kotak pada tempat yang mudah untuk ditemukan. takut suatu saat secara tidak sadar aku melemah, aku dapat dengan mudah melihat kotak itu dan kulihat note formula dari DIA untuk tetap Move ON

Si AKU ini terus menapaki jalan jalannya dengan langkah kecil dan rasa keingintauannya yg besar tetapi tentu saja kali ini si aku tidak sendiri dan takkan pernah sendiri...

PAKAIAN...

Suatu malam, dengan berbalut keletihan dan sayu nya rembulan, aku melihat tumpukan pakaian di ember putih, lalu sepasang tangan itu mengangkat ember dan menyiramkan air dingin dan membiarkan pakaian itu kedinginan dalam waktu yang lama, setelah itu pakaian tsb dikucek dan diperas dengan sekuat tenaga, ternyata tidak cukup sampai disitu tangan itu belum puas menyiksa pakaian itu...

Tampak sebuah mesin putih itu siap menerkam pakaian itu, tangan itu tau sekali kerja si mesin itu, tidak kenal ampun akan memutar-balikan semua pakaian yang masuk dalam perutnya..

Tetapi dengan senyum dan wajah penuh harap-harap cemas itu, sang tangan memasukan pakaian yang sudah terkulai lemas ke dalam mesin tadi, memenuhi dengan air dan memasukan bubuk kekejian yang bila terkena tangan akan terasa panas dan mengeringkan kulit,

Sang tangan tidak perduli, dia tetap melanjutkan proses itu, ketika tombol itu ditekan oleh sang tangan si mesin pun berputar dengan hebatnya memutar2 si pakaian dan membiaskan pakaian dengan melumuri dengan busa busa, proses itu terus berlangsung hingga akhirnya setelah didapati si pakaian lemah terkulai tak berdaya...

sang tangan kembali melakukan suatu proses akhir (pembilasan), kali ini dengan air yang baru, tenaga yang baru dan lebih besar pakaian tersebut kembali dikucek dan diperas...ketika usai sang tangan membawa pakaian tersebut dengan senyum riang ia menghangatkan pakaian dengan sinar menghangatkan..

Ketika pakaian itu lepas dari kebasahannya, sang tangan kembali menyiksanya dengan panas yang teramat panas dia menggosok pakaian tersebut dengan harapan kuman akan mati dan pakaian menjadi seperti baru...

Dan setelah itu sang empunya tangan pun dengan riang hati dan bangga memakai pakaian tersebut...

Hmmm kenapa jadi bahas pakaian dan mesin cuci?

Taukah kamu bahwa pakaian adalah representasi dari si "AKU" yang mungkin adalah kita juga, dan si tangan adalah "DIA" yang adalah TUHAN Yang Maha Esa...

Kawan disini dengan panjang lebar gw cuma mao sharing yang intinya seberat apapun dan sesakit apapun penyiksaan yang terjadi dalam hidupmu, tetaplah tenang dan percaya pada Tuhan sebab semuanya itu sama seperti proses yang dialami "AKU" dan "Pakaian" dimana ada proses kehidupan yang namanya perendaman (pelemasan kotoran), penyucian (pelepasan kotoran), pembilasan, pengeringan dan penyetrikaan...

Berbahagialah kamu yang dicobai karena kamu telah dipercayakan Tuhan untuk mengambil sebuah pekerjaan termulia, tidak mudah memang tapi itu setimpal jika Tuhan sudah mempercayakan pekerjaan itu kepada kita yaitu menjadi PAKAIANnya TUHAN...

Pakaian bersih akan menjadi kotor juga, demikian juga manusia tidak pernah luput dari dosa, tetapi jangan sekali kali kamu merendahkan dirimu pada dosa karena tangan lembut itu tidak akan pernah jemu untuk mencuci mu kembali...

Jika kita memutuskan untuk selalu hidup dalam dosa kelak akan seperti apakah kita?

Sama seperti pakaian yang terus terusan kotor dan tidak mao dicuci akan jadi apa kalau bukan terbengkalai, bukankah lebih baik menjadi sebuah kain lap yang meskipun kotor tapi akan kembali dicuci untuk mengelap yang kotor kembali (masih bermanfaat), ini lebih baik dari pada terbengkalai dan mati manfaat..

Hidup yang bahagia adalah hidup yang bermanfaat :)

Terima kasih sahabat sudah membaca sampai selesai, yg belum selesai juga gpp saya maklum kepanjangan :p

Tidung29,30sep-kantor2oct12,

Didunia ini kita harus bersiap dan berharap untuk mejalani proses NYA..
karena kita semua adalah para pemenang dan juara!

Live Life Alive...

No comments:

Post a Comment